Tugas ibd 2
MANUSIA DAN
CINTA KASIH
Cinta kasih, kasih sayang, kemesraan, pemujaan, dan
belas kasihan merupakan bagian hidup diri manusia. Bentuk-bentuk kehidupan yang
dipenuhi rasa cinta kasih dan kasih sayang dapat membangkitkan kreativitas
manusia. Untuk mengungkapkan rasa kasih sayang dan cinta kasih dapat melalui
beberapa media. Melalui media bahasa, lahirlah seni sastra; dengan media garis,
warna, dan bentiik, lahirlah seni rupa; dengan media nada, irama, dan suara,
lahirlah seni musik, dan lain-lain.
Pengkajian makna seni budaya sebagai manifestasi cinta
kasih, kasih sayang, dan belas kasihan terutama yang berkaitan dengan norma,
moral dan nilai dimaksudkan untuk mengembangkan kepnibadian dan wawasan
pemikiran. Hal mi. berarti akan memperluas daya tanggap, persepsi, dan
penalaran mengenai fakta seni budaya yang dihadapi keseharian.
Menurut Purwodarminto, cinta kasih adalah perasaan
sayang, perasaan cinta, dan perasaan suka pada seseorang. Secara sederhana
cinta dapat dikatakan sebagai paduan rasa simpati antara dua makhluk. Rasa
simpati ini tidak hanya berkembang di antara pria dan wanita, akan tetapi dapat
pula di antara pria dengan pria atau wanita dengan wanita.Dalam kehidupan
keluarga, kasih sayang atau cinta kasih merupakan kunci kebahagiaan. Dalam
kasih sayang, sadar atau tidak sadar dan masing-masing pihak dituntut rasa
tanggung jawab, pcngorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian,
saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang utuh. Bila salah satu
unsur kasih sayang itu hilang, sebagai misal tanggung jawab, maka retaklah
keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran juga dapat
mengancam kebahagiaan rumah tangga yang telah terbina.
Cinta kasih memang sangat terkait dengan kehidupan
manusia. Hampir semua manusia mengatakan bahwa cinta adalah sesuatu yang
penting dalam hidup. Namun dalam kehidupan sehari-hari kebanyakan orang tidak
pernah berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal menurut Erich
Fromm, cinta dapat diibaratkan sebagai suatu seni sebagaimana bentuk seni
lainnya, sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk dapat menggapainya.
Agar dapat memahami cinta kasih secara mendalam,
berikut akan diuraikan tentang cinta dalam kehidupan sehari-hari yang selalu
menjadi masalah hangat untuk diperbincangkan. Dalam membina gerakan cinta, yang
pertama perlu cepat disadari bahwa yang disebut cinta sama sekali bukan nafsu.
Sulit dihindari bahwa atas dasar cinta murni yang dirasakan seseorang terhadap
orang lain yang berlawanan jenisnya, akhirnya akan bermuara pada perkawinan,
yang akan berlanjut pula pada hubungan seksual. Oleh karena itu, rasanya sulit
diterima bahwa seseorang menyatakan cinta sejati. Perbedaan cinta dengan nafsu
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.cinta bersifat manusiawi. Pada manusia cinta dapat tumbuh dan berkembang,
sedangkan pada binatang hanya terbatas pada nalurinya untuk melindungi.
b.cinta bensifat rohaniah, sedangkan nafsu sifatnya jasmaniah. Luapan cinta
seseora memberikan semangat dalam hidupnya dan bagi yang menerimanya dirasakan
sebagai kebahagiaan. Sementara nafsu yang jasmamah cenderung untuk memuaskan
dorongan seksual.
c.cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut. Pemberian cinta
dilakukan secara halus karena rohaniab sifatnya, sedangkan dorongan nafsu mudah
dilakukan sebagai paksaan.
Menurut Erich Fromm (1983), cinta itu
terutama memberi bukan menerima dan memberi merupakan ungkapan paling tinggi
dan kemampuan. Hal yang paling penting dalani memberi adalah yang sifatnya
manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur unsur dasar tertentu,
yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan. Dalam pengasuhan,
contoh yang paling sederhana adalah cinta kasih seorang ibu dalarn mengasuh
anaknya dengan sepenuh hati. Tanggung jawab adalah suatu tindakan yang benar
benar berdasarkan atas suka rela, seperti hubungan antara ayah dengan
keluarganya. Tanggung jawab biasanya wujud penyelenggaraan atas kebutuhan
fisik. Perhatian merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkait
prihadi orang lain, terutama agar mau membuka dirinya, memperhatikan
sebagaimana seharusnya.
Dalam cinta yang sejati selalu ada kesungguhan untuk
mem bangun hubungan cinta yang ideal dalam mewujudkan kehidupan yang terbaik.
Cinta itu bersifat timbal balik. Cinta itu sebenarnya praktis, cinta
memperbolelikan satu sama lain memperoleh kemajuan dan kesalahan-kesalahannya.
Sebagai ekspresi cinta antara seorang pria dan wanita, tindakan seksual
memperbarui dan menguatkan, membangkitkan kembali kesadaran insting mereka
berdua, misalnya untuk bercinta, untuk bertahan hidup dalam penderitaan dan
kemalangan, dan untuk menikmati kehidupan mereka bersama.
Menurut Sarlito W Sarwono (dalam
Supartono,1996) bahwa cinta ideal memiliki tiga unsur, yaitu keterikatan,
keintiman, dan ikatan adalah adanya perasaan untuk bersama dia, secara
totalitas untuk dia, tidak mau bersama orang lain kecuali dengan dia.
Keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dari lingkungan yang menunjukkan
bahwa antara anda dan dia sudah stidah nyaris tak ada jarak lagi.
Panggilan-panggilan formal seperti Ibu, Saudara telah digantikan dengan
memanggil sebutan, seperti sayang. Makan dan minum dalam satu piring atau
cangkir tanpa rasa risi, saling memakai uang tanpa rasa berutang, tidak saling
menyimpan rahasia, dan sebagainya. Kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai
atau dibelai, rasa rindu jika lama tak ketemu, ungkapan-ungkapan yang
mengungkapkan rasa sayang, saling mencium, merangkul, dan sebagainya.
Berbagai Bentuk Cinta
Dalam buku “Seni Mencintai”, Erich Fromm (1983)
mengartikan cinta sebagai sikap, suatu orientasi watak yang menentukan hubungan
pribadi dengan dunia keseluruhan, bukan menuju satu “objek” cinta. Ta
mengemukakan tentang macam-macam cinta, yaitu cinta persaudaraan, cinta
keibuan, cinta erotis, cinta diri sendiri, dan cinta pada Allah SWT. Bersumber
dari cinta-cinta tersebut, manusia memberikan kasih sayangnya kepada yang lain,
terutama kepada sesama manusia dalam mewujudkan hubungan pnibadinya.
1. Cinta Persaudaraan
Cinta persaudaraan (agape dalam bahasa Yunani)
diwujudkan manusia dalam tingkah laku atau perbuatannya. Cinta per saudaraan
tidak mengenal adanya batas-batas manusia yang berdasarkan suku bangsa, bangsa,
ataupun agama. Dalam cinta mi semua manusia sama, yaitu sebagai makhluk ciptaan
Allah.
Cinta persaudaraan pada umumnya melekat dengan sikap
tanpa pamrih. Secara filosofis dibuatkan dengan jargon “cintailah sesamamu
sepertiengkau mencintaidirimu sendiri”.
2. Cinta Keibuan
Kasih sayang yang bersumber pada cinta keibuan yang
paling ash adalah yang terdapat pada seorang ibu terhadap anak kandungnya.
Seorang ibu yang memperoleh benih anak dan suaminya tercinta akan memeliharanya
secara hati-hati dan penuh kasih sayang. Setelah anak lahir melalui penderitaan
yang hebat dan ibu, dirawat dan diasuhlah anak dengan penuh kasih sayang. Dalam
proses pengasuhan itu terdapat serangkaian tugas yang harus dilakukan ibu,
yaitu menyusui, merawat, menemani, memandikan, membelai, dan sebagainya. Bagi
seorang ibu tidak ada harta yang paling berharga kecuali kehadiran anak, yang
dianggap sebagai buah hati.
3. Cinta Erotis
Kasih sayang yang bersumber dan cinta erotis (sifat
membirahikan), memang merupakan suatu yang sifatnya eksklusif sehingga sering
memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal mi terjadi karena antara cinta dan
nafsu dipersepsikan secara sama. Padahal jika dicermati secara seksama,
keduanya memihiki pengertian yang berbeda bahkan bertolak belakang. Kasih
sayang dalam cinta erotis merupakan kontak seksual yang ash dan yang ideal
bersumber dan cinta. Kasih sayang erotis dapat menjadi perekat hubungan suami
istri dalam membina hidup berkeluarga.
4. Cinta Diri Sendiri
Pada din individu, di samping harus mencintai sesama juga
ada keharusan mencintai diri sendiri (self love). Banyak orang menafsirkan
bahwa cinta kepada diri sendiri identik dengan & Jika hal ini yang terjadi
maka cinta pada diri sendiri int nilai negatif. Namun esensi mencintai diri
sendiri Incrigurus diri sendiri sehingga kebutuhan jasmani dan rohaninya
terpenuhi secara wajar. Setiap individu wajib mencintai dirinya sendiri.
5. Cinta pada Allah
Cinta pada Allah merupakan perwujudan pengabdian
manusia ketika hidup di dunia. Orang yang cinta pada Allah umumnya disebut religius atau taat beragama.
Hakikat Cinta
Eksistensi manusia adalah koeksistensi. Tidak ada
manusja yang bisa hidup sendirian tanpa adanya orang lain, dan kekuatan yang
menyatukan manusia dengan manusia lain ialah cinta. Relasi antara manusia tidak
akan berarti tanpa didasarkan atas cinta.
Cinta membuat “aku” dan “kamu” menjadi “kita”. Dan
“kita” adalah communion (kebersamaaan). Untuk mencapai kebersamaan yang ideal
diperlukan keterbukaan dan kesediaan tiap manusia untuk membangun relasi antar
pribadi yang bersifat kreatif,
maka jelaslah bahwa cinta merupakan kebutuhan dasar
bagi perkembangan hidup manusia.
Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi, maka orang akan
mengalami gangguan serius. Manusia membutuhkan cinta seperti halnya makanan,
karena itu cinta harus diupayakan terus agar tidak punah. Caranya orang harus
saling memberikan cinta.
Keadilan dan Cinta > “Betas kasih di atas keadilan”, pernyataan tersebut
dikatakan apabila yang memberi betas kasih itu juga yang memiliki hak, Misalnya
seseorang tertangkap sedang melakukan kejahatan, kemudian ia meminta maaf
kepada orang banyak supaya diberi belas kasih, tidak dibawa ke kantor polisi.
Hukuman kepada pencuri itu adalah hak warga masyarakat.
Cinta Sejati > Ada pandangan yang menyebutkan bahwa cinta sejati
dapat diwujudkan oleh manusia. Alasannya ada 2, yaitu:
1.Cinta sejati bukan objek statis, tetapi situasi yang terus berkembang ke kehidupan
yang lebih bahagia. Ini tidak mungkin diupayakan dengan sekali langkah,
melainkan melalui proses jatuh bangun berkali-kali.
2.Karena manusia memiliki dimensi rohani yang bersifat
tak terbatas. Dengan
terbuka terhadap daya rohani itulah dapat diwujudkan suasana damai dan bahagia.
Contoh cinta sejati adalah cinta ibu kepada anaknya
No comments:
Post a Comment