NAMA:
VICKRY
NPM:
17212572
KELAS:
3EA11
Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas
ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,
penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan
keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk
membuat keputusan pembelian. Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang
atau jasa. Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang
sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas
barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar.
Mereka mampu memprediksi julah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.
Berikut ini adalah wujud dari konsumen
Menurut Engel (dalam Mangkunegara, 2002) mengemukakan bahwa perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Menurut Engel (dalam Mangkunegara, 2002) mengemukakan bahwa perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Loudon dan Bitta (1984) mendefinisikan perilaku
konsumen yaitu sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu
secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, mempergunakan
barang-barang dan jasa. Menurut Peter dan Oslo (dalam Rangkuti, 2002)
menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh
dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan
aspek pertukaran dalam hidup mereka.
Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf
menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan proses dan
hubungan sosial yang dilakukan oleh individu, kelompok dan oraganisasi dalam
mendapatkan, menggunakan sesuatu produk sebagai suatu akibat dari pengalamannya
dengan produk, pelayanan dan sumber-sumber lainnya
Perilaku Konsumen Terhadap Belanja Online
Konsumen
digital Indonesia menikmati belanja online seiring dengan bertumbuhnya
kepemilikan perangkat koneksi, dan jika menyangkut tentang bepergian (traveling),
pembelian melalui online menjadi cara transaksi yang nyaman.
Demikian menurut laporan hasil studi e-commerce yang baru-baru ini dirilis oleh
Nielsen, perusahaan penyedia informasi dan insights konsumen.
The
Nielsen Global Survey of E-Commerce mensurvei lebih dari responden yang memiliki akses
internet di 60 negara untuk mempelajari intensi belanja online dari konsumen di seluruh dunia. Studi
ini memberikan kejelasan mengenai intensi konsumen untuk membeli baik barang
yang habis digunakan (consumable) maupun yang tidak habis digunakan (non-consumable)
dalam lanskap e-commerce yang sedang bertumbuh.
Penemuan
hasil survei ini mengungkapkan bahwa jasa travel adalah yang paling banyak direncanakan
konsumen untuk dibeli secara online,
bersama dengan jasa penjualan tiket acara seperti tiket bioskop,
pertunjukan, pameran dan pertandingan olahraga, dimana kategori-kategori
tersebut termasuk ke dalam urutan lima teratas yang ingin dibeli konsumen
secara online. Sekitar
setengah dari konsumen Indonesia berencana untuk membeli secara online tiket pesawat (55%) serta melakukan
pemesanan hotel dan biro perjalanan (46%) dalam enam bulan ke depan.
Empat dari sepuluh konsumen (40%) berencana untuk membeli buku elektronik (ebook),
hampir empat dari sepuluh konsumen berencana untuk membeli
pakaian/aksesori/sepatu (37%), dan lebih dari sepertiga konsumen merencanakan
untuk membeli tiket acara (34%) secara online.
(Lihat Grafik 1).
“Penetrasi
internet di Indonesia telah meningkat sejak 2010. Saat ini, sekitar sepertiga
dari populasi di kota-kota besar sudah memiliki akses ke internet dalam 3 bulan
terakhir,” ujar Anil Antony, Executive Director, Consumer Insights, Nielsen
Indonesia. “Seiring dengan hal tersebut, produk dan jasa dari para peritel e-commerce telah berubah secara signifikan dalam
beberapa tahun terakhir dimana popularitas online
shoppingtelah meningkat. Konsumen kini menggunakan sarana online dan semakin mencari saluran-saluran onlineuntuk meneliti dan
membeli produk dan jasa yang mereka butuhkan dan inginkan.”
Jika
menyangkut tentang perangkat yang paling sering digunakan untuk berbelanja online, penggunaan telepon
genggam semakin populer. Indonesia berada dalam urutan peringkat teratas secara
global dalam hal penggunaan telepon genggam untuk berbelanja online bersama dengan Filipina, Vietnam
dan Thailand; dan semua negara di wilayah Asia Tenggara menghasilkan skor
diatas rata-rata global. Lebih dari enam dari sepuluh konsumen Indonesia (61%)
menyatakan akan paling banyak menggunakan telepon genggam untuk berbelanja online, sementara itu lebih
dari setengah (58%) konsumen menyatakan akan menggunakan komputer. Penggunaan
tablet sebagai sarana untuk mengakses situs-situs ritel online juga meningkat, dengan lebih dari
sepertiga (38%) konsumen menyatakan mereka akan menggunakannya untuk berbelanja online. (Lihat Grafik 2).
“Penetrasi
telepon genggam pada populasi umum di wilayah perkotaan Indonesia telah
mencapai 88%. Sejauh ini kepemilikan perangkat tersebut merupakan salah satu
faktor paling signifikan yang paling berpengaruh pada perilaku belanja pada
konsumen.” Anil menekankan. “Meningkatnya kemakmuran, ketersediaan koneksitas
dengan kecepatan tinggi dan penawaran-penawaran online yang semakin berkembang akan semakin
memberikan pengaruh dalam tahun-tahun ke depan. Dengan pertumbuhan yang akan
terus berlanjut ini, e-commerce menggambarkan peluang yang luarbiasa
bagi para peritel online dan pemilik jasa operator untuk memperluas basis
konsumen mereka. Kunci untuk tetap menjadi yang terdepan berada pada kemampuan
untuk mengidentifikasi dan memahami keinginan konsumen, senantiasa mengikuti
perkembangan perubahan perilaku online dan menerapkan taktik yang membangun
hubungan jangka panjang dengan konsumen.”
Konsumen
digital Indonesia menikmati online
shopping, khususnya membaca ulasan dan mencari informasi mengenai produk dan
jasa secara online karena mereka memandang internet
sebagai sarana untuk mengecek produk/jasa dan memberikan informasi sebelum
mereka melakukan pembelian secara offline.
Namun demikian, keamanan kartu kredit tetap menjadi kekhawatiran utama.
Konsumen sangat berhati-hati jika harus memberikan informasi mengenai kartu
kredit mereka secara online.
Enam dari sepuluh konsumen (60%) mengatakan bahwa mereka tidak bersedia
memberikan informasi kartu kredit mereka secara online. Penghalang lain untuk
belanja online adalah biaya pengiriman (50%) dan
kebingungan mengenai cara berbelanja di situs yang ada (49%). (Lihat Grafik 3).
“Berhubung
kekhawatiran untuk memberikan informasi kartu kredit masih menjadi penghalang
untuk berbelanja secara online,
maka sangat penting bagi para peritel online untuk menjamin keamanan pembayaran
untuk meraih kepercayaan konsumen.” tutur Anil.
Di semua
negara di wilayah Asia Tenggara, kenyamanan berbelanja online yang ditawarkan
bagi konsumen yang hanya memiliki waktu terbatas untuk berbelanja serta
ketersediaan informasi produk, ulasan dan perbandingan harga merupakan
pendorong utama dari online
shopping. (Lihat Grafik 4).
“Dengan
melihat bagaimana konsumen kini melakukan ‘penjelajahan’ online sebelum melakukan pembelian secara offline, para peritel perlu
memastikan agar mereka tidak mengabaikan dunia digital sebagai bagian dari
keseluruhan strategi mereka untuk meraih konsumen.” pungkas Anil.
GRAFIK 1:
KEINGINAN UNTUK MEMBELI PRODUK/JASA SECARA ONLINE DALAM ENAM BULAN KE DEPAN (TOP 5 TERATAS)
Source:
Nielsen Global Survey of E-Commerce, Q1 2014
GRAFIK 2:
PERANGKAT YANG PALING SERING DIGUNAKAN UNTUK BERBELANJA ONLINE
Source:
Nielsen Global Survey of E-Commerce, Q1 2014
CHART
3: KEKHAWATIRAN MENGENAI BELANJA ONLINE
Source: Nielsen
Global Survey of E-Commerce, Q1 2014
GRAFIK
4: TIGA PENDORONG UTAMA UNTUK BERBELANJA ONLINE DI WILAYAH ASIA TENGGARA
Source:
Nielsen Global Survey of E-Commerce, Q1 2014
Ada 7 kesamaan umum yg terdapat pada jenis pembeli online
Indonesia:
1.Penyuka gratisan.
Siapapun suka gratisan.
Adanya gratisan di toko online anda, akan menjadi minat tersendiri untuk
target.
Pengganti gratisan bisa
menggunakan bonus saat belanja. Misalnya di kaskus, seringkali penjual
memberikan bonus stiker Kaskus.
2. Penyuka Diskon/Voucher.
Terbukti meledak pada
situs2 daily deals yg seringkali menawarkan produk dgn diskondan voucher.
Hindari naikkan harga baru
didiskon kemudian. Ngecek harga sekarang tinggal googling. Kecuali produknya
unik dan terbatas.
3. Search & search.
Setidaknya ada 10 hasil di
halaman pertama diasil pencarian google. Jika salah satunya anda, siap bersaing
dgn yg lain?
Itu kalo anda ada di page
1, bagaimana kalau tidak. Siap bersaing dengan dengan ratusan toko online yg
lain?konsumen akan terus mencari.
Karenanya, pastikan toko
anda TAMPIL MENARIK dgn penjelasan yg meyakinkan konsumen untuk memilih produk
anda.
4. Harga Miring.
Setelah mendapat
alternatif beberapa toko, harga terbaik akan menjadi pilihan konsumen.
Harga murah belum tentu
jadi pilihan konsumen. Kalo harga produk anda sebanding dgn
kualitasnya,konsumen pun gak segan.
5.Takut ditipu.
Kencenderungan ini tetap
ada, walaupun tren online shopping sudah exist sejak bbrp tahun lalu.
Cara paling mudah untuk
mendapat kepercayaan konsumen adalah exist di social media, dan bergabung di
komunitas bisnis & wirausaha.
6. Apa kata teman.
Rekomendasi teman lebih
menjaring konsumen ketimbang apa kata iklan.
Jika di twitter, usahakan
bisa direkomendasikan oleh orang2 berpengaruh yg memiliki follower2 yg solid
(bukan asal follower)
Jika di kaskus, usahakan
direkomendasikan oleh moderator dan para ‘sesepuh’ kaskus.
Di toko online, dapatkan
rekomendasi para pegusaha dan tokoh online yg popular.
7.Cuma tanya.
Yg ini tipe orang yg hanya
‘berkonsultasi’ kepada anda ttg produk. Siap sabar menghadapi karakter ini.
Gak jarang setelah
berulang kali sms dgn anda, calon konsumen batal beli, karena dapat penawaran
yg lebih baik di WAKTU BERSAMAAN.
Karenanya selain menjual,
anda juga harus siap menjadi ‘konsultan ahli’ sesuai dgn produk anda.
Misalkan anda penjual
batik grosir, jgn sungkan berbagi informasi ttg pakaian batik yg berkualitas.
Anda bisa juga sajikan
informasi2 ini menjadi sebuah blog di toko online anda. Info2 tersebut menjadi
nilai lebih bagi konsumen.
Apalagi kalo blognya bisa
diakses umum secara gratis! Ingat bahwa konsumen online suka sesuatu yang
gratisan
.Sumber : http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/konsumen-indonesia-mulai-menyukai-belanja-online.html
No comments:
Post a Comment