KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan kepada Allah SWT. Berkat limpahan karunianya, penulis dapat
meyelesaikan makalah yang berjudul “Mengembangkan Rasa Cinta Kepada Tanah Air
dan Bangsa” dengan lancar. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas softskill
mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari berbagai kalangan para pembaca, penulis terima dengan tangan terbuka guna
menyempurnakan pembuatan makalah dikemudian hari.
Hanya ini yang dapat
penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Depok,
13 April 2014
Penulis : vickry
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
..................................................................................................
ii
Daftar Isi
............................................................................................................
iii
Abstrak
.............................................................................................................
1
BAB I Pendahuluan
............................................................................................
2
1.1 Latar Belakang
.............................................................................................
2
1.2 Rumusan Masalah
........................................................................................
3
1.3 Tujuan
..........................................................................................................
3
BAB II Pembahasan
..........................................................................................
4
BAB III Penutup
...............................................................................................
10
3.1 Kesimpulan
..................................................................................................
10
3.2 Saran
............................................................................................................
11
Referensi
.............................................................................................................
12
ABSTRAK
Cinta Tanah Air merupakan pengalaman dan wujud dari sila
Persatuan Indonesia yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di
keluarga, sekolah dan masyarakat. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pembelaan negara, syarat-syarat pembelaan negara diatur dalam Undang -
Undang. Kesadaran cinta tanah air itu pada hakikatnya berbakti kepada negara
dan kesediaan berkorban membela negara.
Oleh karena itu, rasa cinta tanah air perlu ditumbuh
kembangkan dalam jiwa setiap individu sejak usia dini yang menjadi warga dari
sebuah negara atau bangsa agar tujuan hidup bersama dapat tercapai. Salah satu
cara untuk menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air adalah dengan menumbuhkan
rasa bangga terhadap tanah airnya melalui proses pendidikan.
Rasa bangga terhadap
tanah air dapat ditumbuhkan dengan memberikan pengetahuan dan dengan membagi
dan berbagi nilai-nilai budaya yang kita miliki bersama. Oleh karena itu,
pendidikan berbasis nilai-nilai budaya dapat dijadikan sebagai sebuah
alternatif untuk menumbuhkembangkan rasa bangga yang akan melandasi munculnya
rasa cinta tanah air.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cinta Tanah Air adalah
rasa dimana seseorang mensyukuri , menyayangi , menghormati dan menghargai
tanah air kita sendiri “INDONESIA”
Indonesia adalah tempat
dimana kita dilahirkan dan dibesarkan dan bisa juga disebut “IBU PERTIWI”.
Kita orang Indonesia seperti
layaknya seorang anak kepada seorang ibu nya , Harus selalu mencintai ,
menyayangi , menghormati dan menjaga harkat dan martabat dan nama baik
Indonesia di mata dunia.
Karena dari negara yang
sering di sebut surga kecil turun ke bumi ini kita dilahirkan , dibesarkan dan memperoleh
kehidupan.
Cinta tanah air adalah
sama saja rela berkorban demi kepentingan Negara. Memajukan kehidupan bangsa,
mencerdaskan diri demi ikut berpartisipasi dalam rangka proses pembangunan
tanah air atau negaranya dari Negara yang kecil, berkembang sampai menjadi Negara
yang maju.
Menghayati arti dari cinta tanah air memanglah
bukan masalah yang mudah, perlu kesabaran dan kerendahan hati untuk menjalankan
hal tersebut, dikarenakan banyak ancaman dan tantangan yang dapat datang dari
mana saja, baik itu dalam diri kita maupun dari luar diri kita, baik itu datang
dari dalam negri maupun datang dari luar negri, tetapi asal kita mempunyai
tekad yang kuat untuk mencintai tanah air kita tanah air Indonesia dengan
sepenuh hati, pastilah kita akan di mudahkan oleh yang Maha Kuasa dalam segala
halnya terutama dalam tindakan yang positif.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut.
1. Mengapa sekarang rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
semakin pudar?
2. Bagaimana cara mengembangkan rasa cinta kepada tanah air
dan bangsa?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai
dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui penyebab lunturnya rasa cinta kepada tanah air
dan bangsa.
2. Meningkatkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
Generasi muda dapat didefinisikan sebagai generasi penerus
bagi suatu keberlangsungan dari generasi sebelumnya, generasi muda merupakan
tulang punggung utama pengemban estafet dari proses keberlangsungan tersebut.
Dengan adanya Sumpah Pemuda 1928 adalah awal pergerakan pemuda indonesia
mengenai kepedulian terhadap nasib bangsa indonesia kedepan, dimana tujuannya
adalah memperjuangkan terbentuknya Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia (NKRI),
dengan semangat muda mereka mempersatukan bangsa indonesia menjadi satu dengan
hasil Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia 1945.
Namun beda zaman beda pula sikap pemuda terhadap kondisi
bangsanya, saat ini pemuda indonesia terjebak dalam budaya apatis dan hedonis,
pemuda yang masih memikirkan nasib bangsanya kedepan terus berkurang,
seandainyapun banyak yang membicarakan kondisi bangsa ini lebih kepada kritikan
dan keluhan kondisi bangsa saat ini tanpa mau memikirkan solusi dan tindakan
kedepan.
Dengan kondisi seperti ini kita wajib mewaspadai bahwa
Indonesia dimasa depan akan mengalami krisis kepemimpinan, ini dikarenakan
bukan karena tidak ada orang yang mau memimpin tetapi karena Indonesia
kehilangan pemimpin yang berkarakter pemimpin.
Tidak ada cara lagi menyelamatkan keutuhan Indonesia dimasa
depan, kecuali dengan menumbuhkan rasa kecintaan mereka terhadap Indonesia yang
satu kesatuan tak terpecah oleh batas wilayah dan suku. Karena dengan hanya
dengan menumbuhkan kembali rasa cinta itu maka akan muncul rasa pengabdian
kepada negri ini, sehingga apapun profesinya dimanapun dia berada akan
berusasha memajukan dan membesarkan bangsa Indonesia.
Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin kental.
Batas antarnegara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi
penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan
terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara
budaya masing-masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut
adalah proses lunturnya nilai budaya suatu bangsa itu sendiri, sebagai contoh
yaitu : munculnya sikap individualistis, konsumerisme, semakin menonjolnya
sikap materialistis, dan lunturnya budaya leluhur dari semulanya. Arus
informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap
nilai-nilai asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera
dibendung, akan berakibat lebih serius ketika pada puncaknya masyarakat tidak
bangga lagi pada bangsa dan negaranya. Pada genersi muda hal ini merupakan
masalah yang serius karena mereka adalah tunas penerus bangsa, yang jika tidak
dibendung akan mengancam eksistensi dan ciri luhur bangsa ini.
Penyebab utama lunturnya rasa cinta tanah air bangsa
Indonesia adalah nilai-nilai pancasila hanaya di jadikan sebagai
sejarah.Mayoritas warga Indonesia hanya sekedar menghafal pancasila, tidak
banyak yang mengamalkan nilai-nilai pancasila dan diterapkan pada kehidupan
sehari-hari. Namun yang lebih parah ada juga yang masa bodoh dengan pancasila,
bahkan beberapa ada yang tidak hafal pancasila, untuk mengucapkannya harus
dibantu dengan teks.
Pancasila adalah
ideologi yang sangat kuat. Namun, bangsa indonesia mulai mengubah pandangannya.
Meninggalkan nila-nilai kebangsaan dan mengadopsi nilai-nilai yang tidak dapat
di terima atau bertolak belakang dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan hilangnya
jati diri disebabkan oleh bangsa Indonesia yang cenderung terjebak pada nilai -
nilai materialis, pragmatis, dan hedonis. Perubahan cara pandang ini mengubah
juga cara kerja dan cara hidup.
Di dalam pancasila pun menyebutkan yang terdapat pada sila
pertama bahwa KETUHANAN YANG MAHA ESA, yang dimaksud bahwa Negara kita adalah
Negara yang beragama dan kuat akan ajaran-ajaran baik dari agama kita
masing-masing, tidak menganut paham komunis dan brutal, tetapi Negara kita yang
tercinta ini sudah mengatur sebagaimana rupanya menjadi Negara yang bersahaja
yang percaya bahwa semua yang ada didunia ini ada yang menciptakannya dan kita
patut bersyukur akan hal itu. Ini adalah salah satu bukti mengapa kita perlu
mencintai tanah air kira secara sepenuh hati.
Sila ke dua dari pancasila lebih mengena lagi di dalam
kehidupan kita sehari-hari, yaitu KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB,
maksudnya pun kita ketahui bahwa di Indonesia ini menjungjung tinggi sikap rasa
keadilan dan saling mengasihi antar manusia. Tidak buat sewenang-wenang
semena-mena, karena masyarakat Indonesia mempunyai hak keadilan yang sama.
Tidak menganut paham komunis, gangster atau ataupun yang membuat peradaban manusia
di Indonesia menjadi Negara yang tidak mempunyai rasa keadilan yang tidak
beradab. Ini adalah contoh kedua bagaimana kita lebih bisa menghargai dan
mencintai tanah air kita Indonesia.
PERSATUAN INDONESIA adalah bunyi dari pancasila sila ke tiga,
yang mempunyai makna bahwa Indonesia menjunjung tinggi rasa persatuan dan
kesatuan negaranya. Agar tercipta suasana yang kondusif, aman, tentram, nyaman.
Dan dibutuhkan peran aktif masyarakatnya juga untuk membuat persatuan dan
kesatuan di Indonesia ini menjadi nyata. Bahwasanya Negara yang maju adalah
Negara yang dapat memegang teguh ajarannya dan menjaga nama baik negaranya.
Maka lebih banyak perlu dibuktikan lagi oleh para penerus bangsa dan generasi
muda dalam ikut serta menjaga perdamaian persatuan dan kesatuan Negara
Indonesia.
Sila keempat berbunyi KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN. Indoseia adalah Negara
demokrasi, bahwasanya semua hal yang bersangkutan dengan kemerdekaan Negara
dipilih dengan cara demokrasi, permusyawaratan dalam masyarkat adalah cara
ampuh untuk memenuhi keinginan rakyat dalam turut serta membangun Negara
menjadi yang lebih baik lagi, yang sudah diwakili oleh permusyawaratan
perwakilan oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang ada di Negara Indonesia.
Dan yang terakhir sila kelima adalah KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH
RAKYAT INDONESIA. Sila ini menjadi satu-satunya cerminan hokum yang di
ikuti dengan undang-undang yang berada di Indonesia untuk menjaga keadilan dan
kesejahteraan rakyatnya. Demi terjalinnya rasa saling menghargai, menjaga, dan
menyayangi, sejak awal Indonesia sudah menyadari bahwa sila ini penting untuk
diterapkan sebagai pedoaman dan pandangan hidup bernegara di Indonesia.
Dari kelima sila Pancasila tersebut pun, Indonesia mempunyai
nrma-norma yang menjadi aturan hidup yang berlaku di Negara tercinta kita ini.
Diantaranya yaitu: Norma Agama, Norma Kesusilaan, Norma Kesopanan, dan Norma
Hukum. Dari semua norma tersebut, menecerminkan keadaan kehidupan masyarakat di
Indonesia, yang percaya akan tuhan, yang mempunyai rasa sosial yang tinggi,
yang mempunyai kepribadian sopan dan santun, yang akan selalu taat pada hukum.
Kurangnya komitmen dan tanggung jawab para pemimpin bangsa
melaksanakan nilai-nilai Pancasila tersebut, telah mendorong munculnya kekuatan
baru yang tidak melihat Pancasila sebagai falsafah dan pegangan hidup bangsa
Indonesia. Akibatnya, terjadilah kekacauan dalam tatanan kehidupan berbangsa,
di mana kelompok tertentu menganggap nilai-nilainya yang paling bagus.
Lunturnya nilai-nilai Pancasila pada sebagian masyarakat
dapat berarti awal sebuah malapetaka bagi bangsa dan negara kita. Fenomena itu
sudah bisa kita saksikan dengan mulai terjadinya kemerosotan moral, mental dan
etika dalam bermasyarakat dan berbangsa terutama pada generasi muda. Timbulnya
persepsi yang dangkal, wawasan yang sempit, perbedaan pendapat yang berujung
bermusuhan dan bukan mencari solusi untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa, anti terhadap kritik serta sulit menerima perubahan yang pada akhirnya
cenderung mengundang tindak anarkis.
Korupsi yang marak akhir-akhir ini juga menunjukkan
hilangnya rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Para pejabat dan pemimpin
seharusnya mengatur dan memimpin negara ini dengan baik, justru menjadi contoh
buruk bagi masyarakat.
Kasus bom yang sering
terjadi sebenarnya tidak perlu ada jika didasari kecintaan terhadap Indonesia.
Karena bom merusak negara sendiri, membuat tidak nyaman warganya dan memberi
kesan negatif di mata dunia.
Kasus lain yang juga kerap terjadi pada generasi muda adalah
tawuran antar pelajar atau mahasiswa. Padahal biasanya hanya disebabkan oleh
hal sepele. Tawuran pelajar terjadi akibat pertentangan berbagai kepentingan
antar pelajar, yang tidak bisa lagi dikendalikan. Karena perbedaan kepentingan
dan rendahnya nasionalisme, tawuran tidak bisa dihindari
Melihat keadaan yang semakin rumit ini maka seharusnya
bangsa indonesia mengubah paradigma cara berfikir yang demikian. Dengan adanya
fikiran negatif thingking maka semua itu akan menjadi kesalahan yang fatal dan
tidak adanya kepercayaan masyarakat terhadap suatu program pemerintah. banyak
masyarakat kalangan bawah yang memiliki pemikiran pragmatis, berpikir lalu
berpikir. Dengan adanya kondisi demikian maka seakan-akan wakti megejar akan
adanya konflik kebangsaan. Paradigma berpikir diagonalistik harus digantikan
dengan paradigma berpikir alternatif.
Selain itu,beberapa cara untuk Memunculkan Serta
Meningkatkan Rasa Cinta Terhadap Tanah Air Dan Bangsa (Jiwa Patriotisme)
Indonesia adalah
1.Mempelajari sejarah
perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan kita serta menghargai jasa para
pahlawan kemerdekaan.
2.Menghormati upacara
bendera sebawai perwujudan rasa cinta tanah air dan bangsa Indonesia.
3.Menghormati
simbol-simbol negara seperti lambang burung garuda, bendera merah putih, lagu
kebangsaan Indonesia Raya, dan lain sebagainya.
4.Mencintai dan
menggunakan produk dalam negeri agar pengusaha lokal bisa maju sejajar dengan
pengusaha asing.
5.Ikut membela
mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia dengan
segenap tumpah darah secara tulus dan ikhlas.
6.Turut serta
mengawasi jalannya pemerintahan dan membantu meluruskan yang salah sesuai
dengan mekanisme yang berlaku.
7.Membantu
mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia kepada warga negara asing baik di
dalam maupun luar negeri serta tidak melakukan tindakan-tindakan yang
mencoreng-moreng nama baik bangsa indonesia.
8.Menggunakan bahasa
indonesia yang baik dan benar pada acara-acara resmi dalam negeri.
9.Beribadah dan
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
10.Membantu
mewujudkan ketertiban dan ketentraman baik di lingkungan sekitar kita maupun
secara nasional.
Banyak sekali cara mewujudkan cinta tanah air dengan rasa persatuan dan cinta tanah air harus kita
laksanakan di lingkungan keluarga, sekolah, kampus, tempat tinggal kita, bahkan
di manapun kita berada. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita dapat
mewujudkan sikap dan tingkah laku yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat
yang merugikan diri sendiri atau masyarakat. Sebagai generasi mudak kita juga
harusnya dapat berperan seperti para pahlawan yang telah gugur di medan perang.
Para pahlawan berani mengorbankan diri karena mereka mencintai tanah airnya.
Mereka mencintai rakyat, bangsa, dan negara Indonesia.
Rasa cinta tanah air dapat ditanamkan sejak dini agar rasa
cinta terhadap tanah air tertanam dihatinya dan dapat menjadi manusia yang
dapat menghargai bangsa dan negaranya.
Sebagai warga
Negara Indonesia sudah selayaknya kita menghormati bangsa dan Negara kita
sendiri apapun yang adanya dan kondisinya. Orang-orang yang tidak menghormati
serta membenci bangsa dan Negara tempat kelahirannya bisa disebut sebagai
penghianat. Apa salahnya tanah air kita yang begitu kaya raya dan indah,karena
kesalahan hanya ada pada manusia-manusianyalah yang menciptakan kebencian.
Rasa Cinta Tanah Air dapat ditanamkan kepada anak sejak usia
dini agar dapat menjadi manusia yang dapat menghargai bangsa dan negaranya
misalnya dengan upacara sederhana setiap hari Senin dengan menghormat bendera
Merah Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan mengucapkan Pancasila.
Meskipun lagu Indonesia Raya masih sulit dan panjang untuk ukuran anak usia
dini, tetapi dengan membiasakan mengajak menyanyikannya setiap hari Senin, maka
anak akan hafal dan bisa memahami isi lagu. Merah Putih bisa diangkat menjadi
sub tema pembelajaran.Pentingnya sebuah lagu kebangsaan dan itu menjadi sebagai
identitas dari negara tersebut, agar dapat mengingatkan kembali betapa
pentingnya cinta terhadap negara.
Pendidikan merupakan
bagian dari sistem atau subsistem yang memiliki tujuan akhir yang bermuara pada
pembangunan sebuah negara baik pembangunan jiwa maupun raga setiap warga dari
sebuah negara atau yang biasa disebut sebagai sebuah bangsa. Sistem pendidikan nasional
di Indonesia pun merupakan sebuah subsistem dari pembangunan nasional.
Tujuan pendidikan
adalah untuk memajukan budi pekerti sehingga seorang individu menjadi manusia
yang berbudi pekerti luhur dan mampu mencapai kesempurnaan hidup sehingga mampu
hidup selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Sebagai seorang pemuda Indonesia saya akan membahas tentang
pemuda di Indonesia. Pemuda indonesia saat ini lebih senang menghabiskan waktu
ditempat hiburan daripada sekedar membaca dan menelaah nasib bangsanya,
pemuda-pemuda diperkotaan termasuk anak-anak para pejabat lebih senang
menghambur-hamburkan uang mereka pada butik-butik ternama dalam dan luar negri,
sementara disisi lain anak-anak dipelosok daerah mengalami kesulitan dalam
mengakses ke fasilitas pendidikan dan kesehatan, seolah-olah pemuda perkotaan
bukanlah satu bangsa dengan anak-anak dipelosok daerah, tidak ada ikatan
kepedulian diantara mereka untuk membangun bersama masa depan bangsa ini.
Dengan
kondisi seperti ini kita wajib mewaspadai bahwa Indonesia dimasa depan akan
mengalami krisis kepemimpinan, ini dikarenakan bukan karena tidak ada orang
yang mau memimpin tetapi karena Indonesia kehilangan pemimpin yang berkarakter
pemimpin.
Dimasa depan
Indonesia hanya menjadi negara yang rakyatnya adalah mantan-mantan anak manja
yang menjadi dewasa, yang lebih cenderung bersikap konsumtif dibanding berwatak
produktif. Mungkinkah anak-anak manja itu mampu menjadi pemimpin dinegri yang
memiliki 1.128 suku 726 ragam bahasa dan 17.504 pulau, sementara mereka sendiri
terjebak dalam pragmatisme pribadi yang membuat mereka lebih rakus dibanding
kapitalis.
Nasionalisme
itu bukan rasa kepemilikan suatu bangsa yang ditunjukan dengan berkoar keras
saat negri ini terganggu, tetapi memikirkan solusi masa depan agar negri ini
tumbuh berkembang menyejahterakan rakyatnya serta mampu menghadapi
gangguan-gangguan yang ada.
Pemuda
indonesia memang masih mempunyai rasa memiliki negeri ini tapi luntur sudah
hingga kedasaran jutaan rasa cintanya
pada negri ini.Tidak ada cara lagi menyelamatkan keutuhan Indonesia dimasa
depan, kecuali dengan menumbuhkan rasa kecintaan mereka terhadap Indonesia yang
satu kesatuan tak terpecah oleh batas wilayah dan suku. Karena dengan hanya
dengan menumbuhkan kembali rasa cinta itu maka akan muncul rasa pengabdian
kepada negri ini, sehingga apapun profesinya dimanapun dia berada akan berusaha
memajukan dan membesarkan bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nilai karakter rasa cinta tanah air merupakan hal yang
sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan ataupun kenegaraan yang
penting. Menumbuhkan rasa cinta tanah air merupakan jawaban dari keterpurukan
kehidupan berbangsa saat kini demi mewujudkan cita0cita ataupun tujuan bangsa
Indonesia. D engan menumbuhkan rasa cinta tanah air, makan akan terjadi
keharmonisan yang merata di segalan bidang, penyelenggaraan pemerintah akan
baik. Banyak sekali solusi menumbuhkan rasa cinta tanah air salah satunya
adalah sosialisai dalam keluarga akan pentingnya rasa cinta tanah air .
Dikalangan
generasi muda saat ini,perlu adanya sosialisasi untuk meningkatkan kecintaannya
terhadap tanah air di karenakan mulai
lunturnya rasa tersebut. Ini dikarenakan ,generasi muda yang mulai terjebak
dalam budaya apatis dan hedonis.banyak Contoh dalam masyarakat kita tentang
lunturnya kecintaan tanah air ini seperti separatisme atau kekerasan yang
terjadi di masyarakat saat ini.
Banyak cara menumbuhkan rasa cinta tanah air mulai dari
keluarga,lingkungan sekolah,lingkungan masyarakat dan atau media masa.
Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki,
rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu
pada negara tempat dimana ia tinggal. Yang tercermin dari perilaku membela
tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada
dinegaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan
3.2 Saran
Cintailah negeri yang indah ini yang telah memberikan kita
semua nya dari tanah nya air nya hewan dan semua tumbuhan nya yang telah
berperan penting dalam kehidupan kita.
Tegak kan kembali nilai-nilai luhur dari pancasila , untuk
merapatkan dan menyatukan kembali jati diri bangsa ini yang semakin lama
semakin pudar . Terus belajar , bekerja dan berusaha demi kehidupan kita anak
cucu kita dan kehidupan seluruh rakyat di bangsa Indonesia ini .
Saya akan tutup makalah ini dengan quotes dari mantan
presiden Amerika “ John F. Kennedy”
“don’t ask what your country can do for you , but ask what
you can do four your country”
REFERENSI
Kahin, George McTurnan. 1995.
“Timbulnya Pergerakan Kebangsaan Indonesia” dalam Nasionalisme dan Revolusi di
Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, pp. 49- 82.
Suprijadi, Bambang, Drs., Msi., Ed.,
Pendidikan Pancasila Untuk Mahasiswa, LP3JATIM – Universitas Wijaya Kusuma
Budiyanto. PPkn Kelas 1 SMU. Jakarta:
penerbit PT. Empiris, 1998.
Elfindri. Pendidikan karakter.
Jakarta: Badouse media, 2012.
Karim, Abdul. Memahami PPKn umtuk
Kelas 1. Bandung: penerbit Ganesa, 2000.